Sabtu, 25 Juli 2009

ANTARA GSM vs CDMA PILIH MANA??????

Secara fisik antara handphone GSM dan CDMA tidak ada perbedaan yang mencolok bahkan kalau dilihat sekilas keduanya serupa. Yang membedakan adalah kartu yang dipakai atau operator sellular yang mengoperasikan kedua jenis jalur ini. Sebagai contoh operator yang bekerja di jalur keduanya yaitu operator CDMA antara lain :smart, flexi, esia, fren, starone, ceria, sedangkan operator GSM meliputi : simpati, as, XL bebas, XL jempol, mentari, im3, three dan masih ada yang lain. Untuk lebih jelas bisa ditanyakan ke counter-counter terdekat, karena hampir setiap tahun lahir penyelenggara operator yang baru dengan layanan yang beragam. Sedangkan penyelenggara operator yang lama menambah jenis layanan yang baru pula sehingga lebih kompetitif

Prinsip Kerja

Sebelum membahas lebih dalam mengenai teknologi GSM dan CDMA, ada baiknya jika Anda mengerti terlebih dahulu sistem pengiriman dan penerimaan data dalam jaringan digital, khususnya dalam dunia komunikasi. Semua data yang dikirim maupun diterima dalam jaringan ini harus dalam bentuk digital. Hal yang sama juga berlaku untuk suara yang dikeluarkan dan diterima oleh penelepon saat berkomunikasi. Suara yang dikirimkan oleh penelepon akan diterima oleh microphone pada ponsel. Selanjutnya, suara ini akan diubah menjadi bentuk digital dan dikirimkan melalui gelombang radio ke Base Transceiver Station (BTS) milik operator yang digunakan. BTS inilah yang menerima data dan ponsel yang digunakan tadi dan meneruskannya (switching) ke BTS tujuan. Dan BTS tujuan ini, data selanjutnya akan dikirimkan ke ponsel tujuan yang seharusnya menerima panggilan tersebut. Tentu saja, ponsel penerima akan mengubah data digital yang diterima menjadi bentuk suara agar bisa didengar oleh penerima. Prinsip umum ini berlaku pada semua sistem digital, baik GSM maupun CDMA. Namun, detail prinsip kerja dan kedua sistem digital tersebut tidaklah sama

GSM: GLobaL System for MobiLe Communications

GSM atau Global System for Mobile Communications merupakan teknologi digital yang bekerja dengan mengirimkan paket data berdasarkan waktu, atau yang lebih dikenal dengan istilah timeslot. GSM sendiri merupakan turunan dari teknologi Time Division Multiple Access (TDMA). Teknologi TDMA ini mengirimkan data berdasarkan satuan yang terbagi atas waktu, artinya sebuah paket data GSM akan dibagi menjadi beberapa time slot.Timeslot inilah yang akan digunakan oleh pengguna jaringan GSM secara ternporer (sementara). Maksud dan digunakannya timeslot secara temporer adalah timeslot tersebut akan dimonopoli oleh pengguna selama mereka gunakan, terlepas dan mereka sedang aktif berbicara atau sedang idle (diam).

Gambaran yang lebih mudah untuk memahami prinsip kerja GSM. Analoginya seperti ini: andaikan sebuah armada taksi (dalam kasus ini berperan sebagai operator) yang memiliki 100 armada taksi (armada sebagai time slot). Armada taksi (timeslot) tersebut disewa oleh penumpang (pengguna). Secara otomatis, armada taksi tersebut tidak bisa digunakan oleh pengguna lain, walaupun bisa jadi pengguna tadi sedang tidak berada di dalam taksi (seperti sedang menunggu atau sedang bertamu ke suatu tempat sedangkan taksinya disuruh menunggu). Dalam posisi seperti ini, sudah jelas bahwa taksi itu sudah di-booking oleh pengguna pertama dan tidak mungkin melayani penumpang lain. Taksi tersebut baru bisa digunakan oleh penumpang lain ketika pengguna pertama sudah selesai menggunakan taksi tersebut (sudah sampai tujuan dan sudah dibayar). Inilah yang disebut prinsip monopoli temporer pada jaringan GSM.

Dari gambaran di atas terlihat jelas bahwa sistem GSM tidak mengizinkan penggunaan ponsel jika sistemnya sudah penuh (saat seluruh armada taksi sudah disewa, maka tidak ada lagi taksi kosong untuk disewa penumpang baru). Inilah yang membuat pengguna akan mendengar nada sibuk dari ponselnya saat hendak melakukan panggilan keluar (outgoing call). Namun, prinsip yang digunakan oleh GSM juga memiliki kelebihan. Teorinya, timeslot dedicated yang disediakan ini menjamin penggunanya bisa mendapatkan kualitas layanan komunikasi yang lebih konstan, tidak naik turun.

Kekurangannya adalah ketika jaringan GSM sudah penuh, maka pemilik ponsel biasanya akan mengalami kesulitan untuk melakukan panggilan atau bahkan menerima panggilan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya timeslot kosong yang bisa digunakan. Kembali ke analogi di awal pembahasan: jika semua armada taksi sudah disewa, Anda tidak akan mendapatkan taksi kosong.

CDMA: Code Division Multiple Access

Berbeda dengan teknologi GSM, teknologi CDMA tidak menggunakan satuan waktu, melainkan menggunakan sistem kode (coding). Prinsip ini sesuai dengan singkatan CDMA itu sendiri, yaitu Code Division Multiple Access. Jadi, sistem CDMA menggunakan kode-kode tertentu yang unik untuk mengatur setiap panggilan yang berlangsung. Kode yang unik ini juga akan mengeliminir kemungkinan terjadinya komunikasi silang atau bocor.

Seperti sudah dibahas di awal, CDMA tidak menggunakan satuan waktu seperti layaknya GSM/TDMA. ini menjadikan CDMA memiliki kapasitas jaringan yang lebih besar dibandingkan dengan jaringan GSM. Namun, hal ini tidak berarti jaringan CDMA akan lebih baik daripada jaringan GSM karena tetap ada batasan-batasan tertentu untuk kapasitas jaringan yang dimiliki oleh CDMA.

Seperti jaringan GSM, analogi yang sederhana untuk memudahkan Anda memahami prinsip kerja jaringan CDMA. Analoginya seperti ini: jika jaringan GSM diumpamakan sebagai armada taksi, maka jaringan CDMA bisa diumpamakan sebagai sebuah bus. Sebuah bus (diumpamakan sebagai frekuensi) bisa menangani banyak penumpang bus (pengguna yang melakukan panggilan). Hal ini dimungkinkan karena setiap penumpang menggunakan kode tertentu yang unik. Hal ini juga yang memungkinkan tidak terjadinya komunikasi silang atau bocor. Setiap penumpang bisa berbicara dan menentukan tujuannya tanpa takut terganggu ataupun mengganggu penumpang lain. Bus ini juga tidak akan dimonopoli oleh satu orang saja, sehingga setiap orang bisa menggunakan bus tersebut untuk mengantarkan mereka ke tempat tujuannya masing-masing.

Namun, seperti layaknya sebuah bus, jika sudah terlalu banyak penumpang maka jalannya semakin berat dan kenyamanan penumpang akan terganggu (isi dalam bus akan semakin sesak). Hal yang sama juga terjadi di jaringan CDMA yaitu jika jaringan sudah terlalu penuh, maka yang terjadi adalah penyusutan coverage area (ruang lingkup atau jangkauan) dan jaringan CDMA itu sendiri. Jika diumpamakan, semakin sesak isi bus maka ruang gerak setiap penumpang juga akan menyempit. Tidak jarang pula kualitas suara menjadi korban dan penuhnya jaringan CDMA.

Kesimpulan: Tidak ada gading yang tidak retak

Sistem telepon selular berbasis digital, baik itu GSM maupun CDMA memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk area yang lebih padat penggunaannya, teknologi CDMA tampaknya lebih unggul untuk melayani banyak sambungan secara bersamaan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dan jaringan CDMA itu sendiri. Dengan menggunakan jaringan CDMA, sebuah daerah yang padat penggunaannya akan memiliki kemungkinan koneksi yang lebih tinggi, walaupun bisa jadi terjadi penurunan coverage area dan kualitas suara jika beban jaringan terlalu tinggi. Teknologi GSM pada intinya lebih sesuai untuk daerah yang tidak terlalu padat, namun sangat membutuhkan coverage area yang konstan. Selain itu, area perkotaan sekarang memiliki banyak gedung bertingkat. Karakter geografis seperti ini sangat berpotensi memperlemah sinyal sehingga coverage area semakin kecil.

Pilih GSM atau CDMA

Memang secara umum, peluang pasar bisnis seluler di Indonesia masih menjanjikan walau kondisinya tidak secerah dulu. Bertambahnya jumlah perusahaan seluler serta merta menambah suhu persaingan di bisnis tersebut memanas. Bahkan sudah menjurus ke iklim yang tidak sehat. Perang tarif bukan lagi tabu. Semua operator berlomba menawarkan tarif termurah, baik operator berbasis teknologi GSM maupun CDMA. Apa yang mereka tawarkan, tidak cukup hanya dengan iming-iming nominal harga rendah. Tapi masih juga ditambah berbagai bonus, seperti SMS atau pulsa gratis.


Ada dua teknologi yang digunakan perusahaan operator di Indonesia, yaitu GSM dan CDMA. Masing-masing teknologi tersebut, mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Untuk masalah tarif, jelas CDMA lebih unggul. Namun dalam pengembangan jaringan dan luasnya jangkauan, GSM jauh lebih menjanjikan. Lalu, mana yang harus dipilih?
Pada dasarnya CDMA maupun GSM mempunyai segmen pasar sendiri Oleh sebab itu, operator CDMA maupun GSM tetap bisa berjalan seiring dalam memperebutkan peluang pasar.


Dilihat dari tarif, CDMA jelas lebih kompetitif, Telepon dengan tarif murah sangat pas dengan harapan segmen pasar bawah yang sekarang memang sedang menjadi rebutan dalam bisnis seluler.Dari sisi perangkat pendukungnya yaitu ponsel, juga sudah makin beragam. Sekarang model ponsel CDMA sudah beragam dengan desain yang tidak kalah menarik dibandingkan GSM. di beberapa negara, seperti Korea, China, dan Amerika, ponsel berteknologi CDMA justru lebih populer dan diminati Mobilitas Tinggi Namun, hal itu tidak begitu saja menjadikan CDMA lebih unggul. Karena, dalam masalah jaringan dan kelengkapan fitur, GSM tetap mempunyai keunggulan dalam kondisi sulit seperti sekarang, justru teknologi GSM mempunyai keunggulan dalam kelengkapan fitur pada kenyataannya banyak produk atau fitur teknologi GSM yang bisa dijadikan trigger untuk memacu pasar. Misalnya, layanan blackberry, yang sekarang sedang tren

Ponsel GSM misalnya Telkomsel sekarang sudah tidak lagi sekadar untuk berkomunikasi, tapi untuk segala kebutuhan dan aktivitas, misalnya layanan Mobile-ATM (MATM), bisa untuk transaksi perbankan, Adanya informasi diskon bagi pelanggan di pusat perbelanjaan, restoran, atau bengkel juga bisa dimanfaatkan. Sedangkan untuk luasnya jangkauan, daya jangkau BTS GSM jauh lebih luas dan lebar. Dengan kata lain, untuk menjangkau satu wilayah kecamatan, GSM hanya butuh dua atau tiga BTS, sementara CDMA bisa puluhan. Oleh sebab itu, keduanya mempunyai segmen pasar sendiri. pasar GSM lebih banyak ditujukan untuk segmen yang memiliki mobilitas tinggi. Sementara CDMA lebih ditujukan pada pelanggan perkotaan. Seperti kita ketahui tarif CDMA lebih murah karena teknologinya mirip fixed phone atau telepon rumah. Tapi bukan berarti CDMA akan lebih unggul untuk menggarap peluang pasar. Seiring meningkatnya kebutuhan teknologi, peluang GSM tetap terbuka lebar.






Selasa, 14 Juli 2009

DAMPAK SOSIAL PERKEMBANGAN 3G BAGI KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DI INDONESIA

Di era 1978 generasi pertama telepon bergerak yang menggunakan teknologi analog seperti AMPS (Advance Mobile Phone Service), Total Access Communications System (TACS) dan Nordic Mobile Telephone (NMT) mulai diperkenalkan. Teknologi mobile kemudian terus berkembang dengan hadirnya teknologi telepon selular generasi kedua (2G) lewat GSM (Global System for Mobile Communications) dan CDMA (Code Division Multiple Access). Keduanya memberikan layanan selangkah lebih maju dengan teknologi digital yang dimiliki dan kemampuannya mentransfer data. Kehadiran 2G kemudian diikuti oleh teknologi GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhance Data rates for GSM Evolution) yang memiliki kecepatan pengiriman data lebih baik.

Belakangan muncul teknologi telepon selular generasi ketiga (3G) yang mampu mentransfer suara, data dan gambar dalam kecepatan tinggi, hingga 2 Mbps (megabyte per second). Terlepas dari sisi biaya yang belum diketahui besarnya dan berbagai aspek kesiapan masyarakat dalam implementasi layanan 3G, kemampuan yang dimiliki teknologi ini tentunya diharapkan mampu memberikan lebih banyak kemudahan dan efektivitas untuk berbagai sisi kehidupan masyarakat Indonesia. Namun demikian seperti kita pahami, setiap hal baru yang masuk ke masyarakat pasti membawa dampak atau perubahan sosial. Tak terkecuali dengan 3G. Keberadaannya di tanah air sudah barang tentu akan memberikan banyak implikasi di berbagai sektor kehidupan.

Bidang Pendidikan

Seperti kita ketahui, kondisi pendidikan kita hingga kini masih belum menggembirakan, kalau tidak mau disebut terpuruk. Berdasarkan catatan UNDP misalnya, pendidikan Indonesia ternyata berada pada peringkat 117 dari 175 negara di dunia. Padahal negeri Jiran Malaysia, jauh melesat di urutan 58. Bila kita cermati salah satu masalah pendidikan kita adalah kendala akses ke sumber informasi. Masih mahalnya harga buku-buku, ditambah keenganan sebagian besar masyarakat kita melangkah ke toko-toko buku dan perpustakaan diiringi masih ribetnya mencari informasi di perpustakaan konvensional ditenggarai menjadi penyebab hal tersebut.

Selain internet, kehadiran 3G tentunya diharapkan dapat memberi alternatif solusi permasalahan akses ke sumber informasi ini. Contohnya, para pengguna ataupun pelanggan layanan ini ke depan akan memungkinkan untuk memilih berbagai e-book yang ditawarkan oleh berbagai content provider di manapun ia berada, selama lokasinya dalam jangkauan jaringan operator. Bagi para penerbit pun, teknologi ini akan mengurangi cost, karena mereka tidak usah mengeluarkan ongkos cetak dan biaya distribusi, karena buku mereka dikemas secara digital dan didistribusikan lewat content provider.

Tak hanya e-book, kanal 3G ini pun bisa dimanfaatkan untuk pendistribusian file audio maupun video bermuatan edukasi. Ke depan bukan tidak mungkin para pemain content membidik para ilmuwan maupun pakar nasional atau internasional untuk menjadi nara sumber layanan mereka, sehingga masyarakat bebas memilih jenis informasi dari narasumber yang mereka inginkan. Para pengelola konten pun bisa memanfaatkan teknologi ini untuk program-program kursus singkat. Adapun untuk kepentingan konsultasi ataupun media interaktif bersama nara sumber, mereka bisa memanfatkan fasilitas video call maupun video conference.

Kendati begitu, bagi dunia akademisi maupun sekolah, kehadiran teknologi 3G ini berpotensi juga menimbulkan dampak negatif. Bila tidak diantisipasi, para siswa yang selama ini gemar menyontek dengan memanfaatkan fasilitas sms, boleh jadi di masa depan cukup memperlihatkan lembar jawaban kepada temannya via kamera handset 3G. Bahkan para joki ujian masuk perguruan tinggi bersama timnya pun berpotensi memanfaatkan teknologi ini untuk memuluskan langkah mereka.

Media dan Hiburan

Salah satu aspek yang akan berubah dengan kehadiran 3G adalah media dan hiburan. Sebagaimana kita tahu, sebagian besar masyarakat kita adalah tipikal watching society. Hal ini terlihat dari kurangnya minat baca di negeri ini. Mereka cenderung lebih menyukai tontonan bukan bacaan. Kenyataan ini tentu akan dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis media maupun hiburan dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki 3G. Jaringan 3G yang memiliki bandwidth besar untuk lalu lintas data akan sangat memungkinkan bagi operator untuk menyediakan konten-konten berkapasitas besar, seperti konten-konten media dan hiburan sebagai salah satu layanan. Berbagai klip musik maupun MP3 diyakini akan membanjiri layanan 3G. Hal ini bahkan sudah dimulai dengan kehadiran fasilitas Ring Back Tone maupun Video Ring Tone saat ini.

Selain memungkinkan untuk melakukan download file-file audio/video on demand, kehadiran 3G juga akan memungkinkan para penggunanya untuk menikmati radio streaming maupun mobile TV, termasuk sinetron, seperti yang sudah diaplikasikan di negara tetangga Singapura lewat operator MobileOne Ltd. Bagi para jurnalis televisi, kehadiran 3G diharapkan akan membantu peliputan mereka. Karena lewat video call mereka bisa secepatnya melaporkan sebuah peristiwa ke kantor redaksi untuk ditayangkan segera. Tak hanya TV dan Radio, media cetak pun bisa saja akan semakin banyak yang beralih ke media online, untuk membidik pasar ini. Para pelaku bisnis koran/ majalah tentunya harus berkompetisi dalam menyuguhkan berita maupun informasi yang aktual jika ingin konten mereka dipilih pelanggan.

Bisnis dan Usaha

Bagi para pebisnis dari kalangan sosial ekonomi status tinggi (A, B), kehadiran 3G tentu akan semakin memudahkan mereka dalam mengambil keputusan. Pergerakan indeks saham maupun kurs dan didukung informasi dari pers yang bisa dipantau oleh mereka dari manapun akan membuat simpel pekerjaan mereka begitu dalam membaca peluang bisnis atau memutuskan sebuah penawaran kerjasama. Para pengusaha tak perlu beranjak dari kursi mereka untuk melihat sebuah penawaran barang/ jasa dari sebuah perusahaan. Mereka cukup melihat barang yang ditawarkan lewat video call, atau minta dikirim detail via email. Untuk kepentingan koordinasi pimpinan antar cabang, kalangan eksekutif perusahaan juga dapat memanfaatkan video conference, sehingga masing-masing individu dapat lebih mengefisiensikan waktunya. Mereka tak perlu berduyun-duyun pergi ke kantor pusat untuk sekedar koordinasi yang tidak mendesak.

Gaya Hidup

Teknologi telepon selular generasi ke-tiga ini juga akan banyak memberi implikasi bagi gaya hidup masyarakat Indonesia. Ada kecenderungan di awal-awal kehadirannya 3G akan menjadi indikator pendongkrak status sosial bagi penggunanya. Bagi masyarakat kota metropolitan yang sudah akrab dengan kemacetan, kehadiran jaringan 3G akan membantu mereka untuk memilih jalan-jalan alternatif yang sedikit bebas macet. Hal itu terjadi karena operator lewat content provider bisa memberikan layanan video real time yang menayangkan situasi di jalan-jalan protokol.

Bagi sebagian orang, layanan seperti itu mungkin tidak terlalu aneh, karena sudah diberikan oleh salah satu operator di tanah air. Namun operator telekomunikasi dapat memberinya nilai tambah dengan menempatkan semacam line call center yang bisa membantu masyarakat mendapatkan saran jalan yang bebas macet. Yang menarik, bila selama ini kita hanya bisa mendengar suara saja di layanan call center seperti itu, ke depan tentunya kita pun bisa melihat wajah petugas layanan tersebut di layar ponsel. Bagi remaja maupun para games mania, ke depan mereka akan lebih leluasa bermain game online, tak hanya lewat internet namun juga lewat ponsel, karena jaringan 3G memungkinkan untuk itu. Pun begitu bagi para peminat komik, mereka bisa mendapatkan komik dengan gambar berkualitas lewat layanan 3G.

Kendati begitu, kehadiran 3G juga berpotensi memberikan ekses negatif terhadap gaya hidup, terutama bagi masyarakat perkotaan. Lewat layanan chat di jaringan 3G misalnya, para pelaku bisnis esek-esek perorangan ini akan lebih bebas bertransaksi dan berpromosi. Mereka bisa saja rela mempertontonkan tubuhnya lewat video call setelah meminta transfer dana kepada peminatnya terlebih dahulu.

Faktor Penentu Kesuksesan 3G

Kesuksesan 3G di tanah air hingga kini memang masih menjadi tanda tanya, apakah kehadirannya akan menuai sukses seperti yang terjadi di Jepang dan Korea Selatan, atau merugi seperti di kawasan Eropa. Terlebih teknologi High Speed Packet Access (HSPA) dan Evolution Data Optimized (EVDO) kini tengah dikaji sebagai penerus generasi ke tiga. Berbagai elemen tentunya saling berkaitan untuk menyukseskan 3G, diantaranya komunikasi ke masyarakat, ketersediaan handset, harga koneksi dan konten, dan ketangguhan jaringan dan faktor eksternal lainnya.

Dampak dari Perkembangan 3G di Indonesia

3G (dibaca: triji) adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless). 3G juga berguna untuk menelepon, tetapi dengan 3G, penelepon dan penerima bisa saling bertatap muka. Berikut dampak-dampak positif dan negatif dalam penggunaan ponsel dan teknologi 3G :


Dampak positif penggunaan ponsel antara lain:
a. Semakin mudah dan cepatnya manusia dalam berkomunikasi
b. Semakin murah dalam berkomunikasi
c. Mudah berkomunikasi dalam jarak jauh
d. Semakin berkembangnya bisnis ponsel
e. Semakin berkembangnya bisnis yang menghubungkan dengan teknologi ponsel seperti kuis SMS


Dampak negatif penggunaan ponsel antara lain:
a. Semakin melunturnya nilai moral dan sopan santun
b. Adanya kejahatan dan penipuan dalam SMS
c. Kejahatan dalam penyalahgunaan kamera dan foto dalam ponsel
d. Disinyalir bahwa penggunaan ponsel secara berlebihan dapat menimbulkan kanker otak dan resiko tumor otak.
e. Dampak kultural yakni bahwa ponsel tidak hanya sebagai teknologi komunikasi namun juga sebagai hal yang mencerminkan ikatan emosional dan budaya yang melambangkan status sosial manusia sehingga manusia selalu melihat ponsel sebagai ukuran status manusia dan berlomba untuk selalu mendapat serta mengganti ponsel dengan tipe yang terbaru
f. Dengan ponsel masyarakat kini lebih cenderung menjadi masyarakat yang malas karena hanya dengan ponsel dapat melakukan berbagai aktivitas komunikasi sehingga proses interaksi secara langsung atau tatap muka dengan orang lain jarang dilakukan.


Dampak positif 3G antara lain:
a) Dapat memperoleh layanan jasa komunikasi dan informasi yang lengkap karena dapat mengakses internet.
b) Merekam gambar dengan cepat dan ukuran yang besar.
c) Menonton Televisi.
d) Dapat melihat gambar lawan bicara ketika sedang menelpon sehingga 3G juga disebut sebagai teknologi multimedia.

Dampak negatif 3G antara lain:
a) Digunakan untuk hal- hal yang menyimpang dan menimbulkan kejahatan.
b) Biaya yang mahal.
c) Hanya bisa digunakan oleh tipe- tipe Handphone tertertu.
d) Dapat menekan bisnis lain seperti pos/surat, warnet, dan lain- lain.
e) Menimbulkan masyarakat yang malas.


Dampak- dampak negatif tersebut harus kita tanggulangi bersama melalui seluruh masyarakat. Tidak hanya peranan pemerintah dengan hukum dan aturan yang jelas dan mengikat namun peran dari perusahaan komunikasi yang bersangkutan.