Prinsip Kerja
Sebelum membahas lebih dalam mengenai teknologi GSM dan CDMA, ada baiknya jika Anda mengerti terlebih dahulu sistem pengiriman dan penerimaan data dalam jaringan digital, khususnya dalam dunia komunikasi. Semua data yang dikirim maupun diterima dalam jaringan ini harus dalam bentuk digital. Hal yang sama juga berlaku untuk suara yang dikeluarkan dan diterima oleh penelepon saat berkomunikasi. Suara yang dikirimkan oleh penelepon akan diterima oleh microphone pada ponsel. Selanjutnya, suara ini akan diubah menjadi bentuk digital dan dikirimkan melalui gelombang radio ke Base Transceiver Station (BTS) milik operator yang digunakan. BTS inilah yang menerima data dan ponsel yang digunakan tadi dan meneruskannya (switching) ke BTS tujuan. Dan BTS tujuan ini, data selanjutnya akan dikirimkan ke ponsel tujuan yang seharusnya menerima panggilan tersebut. Tentu saja, ponsel penerima akan mengubah data digital yang diterima menjadi bentuk suara agar bisa didengar oleh penerima. Prinsip umum ini berlaku pada semua sistem digital, baik GSM maupun CDMA. Namun, detail prinsip kerja dan kedua sistem digital tersebut tidaklah sama
GSM: GLobaL System for MobiLe Communications
GSM atau Global System for Mobile Communications merupakan teknologi digital yang bekerja dengan mengirimkan paket data berdasarkan waktu, atau yang lebih dikenal dengan istilah timeslot. GSM sendiri merupakan turunan dari teknologi Time Division Multiple Access (TDMA). Teknologi TDMA ini mengirimkan data berdasarkan satuan yang terbagi atas waktu, artinya sebuah paket data GSM akan dibagi menjadi beberapa time slot.Timeslot inilah yang akan digunakan oleh pengguna jaringan GSM secara ternporer (sementara). Maksud dan digunakannya timeslot secara temporer adalah timeslot tersebut akan dimonopoli oleh pengguna selama mereka gunakan, terlepas dan mereka sedang aktif berbicara atau sedang idle (diam).
Gambaran yang lebih mudah untuk memahami prinsip kerja GSM. Analoginya seperti ini: andaikan sebuah armada taksi (dalam kasus ini berperan sebagai operator) yang memiliki 100 armada taksi (armada sebagai time slot). Armada taksi (timeslot) tersebut disewa oleh penumpang (pengguna). Secara otomatis, armada taksi tersebut tidak bisa digunakan oleh pengguna lain, walaupun bisa jadi pengguna tadi sedang tidak berada di dalam taksi (seperti sedang menunggu atau sedang bertamu ke suatu tempat sedangkan taksinya disuruh menunggu). Dalam posisi seperti ini, sudah jelas bahwa taksi itu sudah di-booking oleh pengguna pertama dan tidak mungkin melayani penumpang lain. Taksi tersebut baru bisa digunakan oleh penumpang lain ketika pengguna pertama sudah selesai menggunakan taksi tersebut (sudah sampai tujuan dan sudah dibayar). Inilah yang disebut prinsip monopoli temporer pada jaringan GSM.
Dari gambaran di atas terlihat jelas bahwa sistem GSM tidak mengizinkan penggunaan ponsel jika sistemnya sudah penuh (saat seluruh armada taksi sudah disewa, maka tidak ada lagi taksi kosong untuk disewa penumpang baru). Inilah yang membuat pengguna akan mendengar nada sibuk dari ponselnya saat hendak melakukan panggilan keluar (outgoing call). Namun, prinsip yang digunakan oleh GSM juga memiliki kelebihan. Teorinya, timeslot dedicated yang disediakan ini menjamin penggunanya bisa mendapatkan kualitas layanan komunikasi yang lebih konstan, tidak naik turun.
Kekurangannya adalah ketika jaringan GSM sudah penuh, maka pemilik ponsel biasanya akan mengalami kesulitan untuk melakukan panggilan atau bahkan menerima panggilan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya timeslot kosong yang bisa digunakan. Kembali ke analogi di awal pembahasan: jika semua armada taksi sudah disewa, Anda tidak akan mendapatkan taksi kosong.
CDMA: Code Division Multiple Access
Berbeda dengan teknologi GSM, teknologi CDMA tidak menggunakan satuan waktu, melainkan menggunakan sistem kode (coding). Prinsip ini sesuai dengan singkatan CDMA itu sendiri, yaitu Code Division Multiple Access. Jadi, sistem CDMA menggunakan kode-kode tertentu yang unik untuk mengatur setiap panggilan yang berlangsung. Kode yang unik ini juga akan mengeliminir kemungkinan terjadinya komunikasi silang atau bocor.
Seperti sudah dibahas di awal, CDMA tidak menggunakan satuan waktu seperti layaknya GSM/TDMA. ini menjadikan CDMA memiliki kapasitas jaringan yang lebih besar dibandingkan dengan jaringan GSM. Namun, hal ini tidak berarti jaringan CDMA akan lebih baik daripada jaringan GSM karena tetap ada batasan-batasan tertentu untuk kapasitas jaringan yang dimiliki oleh CDMA.
Seperti jaringan GSM, analogi yang sederhana untuk memudahkan Anda memahami prinsip kerja jaringan CDMA. Analoginya seperti ini: jika jaringan GSM diumpamakan sebagai armada taksi, maka jaringan CDMA bisa diumpamakan sebagai sebuah bus. Sebuah bus (diumpamakan sebagai frekuensi) bisa menangani banyak penumpang bus (pengguna yang melakukan panggilan). Hal ini dimungkinkan karena setiap penumpang menggunakan kode tertentu yang unik. Hal ini juga yang memungkinkan tidak terjadinya komunikasi silang atau bocor. Setiap penumpang bisa berbicara dan menentukan tujuannya tanpa takut terganggu ataupun mengganggu penumpang lain. Bus ini juga tidak akan dimonopoli oleh satu orang saja, sehingga setiap orang bisa menggunakan bus tersebut untuk mengantarkan mereka ke tempat tujuannya masing-masing.
Namun, seperti layaknya sebuah bus, jika sudah terlalu banyak penumpang maka jalannya semakin berat dan kenyamanan penumpang akan terganggu (isi dalam bus akan semakin sesak). Hal yang sama juga terjadi di jaringan CDMA yaitu jika jaringan sudah terlalu penuh, maka yang terjadi adalah penyusutan coverage area (ruang lingkup atau jangkauan) dan jaringan CDMA itu sendiri. Jika diumpamakan, semakin sesak isi bus maka ruang gerak setiap penumpang juga akan menyempit. Tidak jarang pula kualitas suara menjadi korban dan penuhnya jaringan CDMA.
Kesimpulan: Tidak ada gading yang tidak retak
Sistem telepon selular berbasis digital, baik itu GSM maupun CDMA memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk area yang lebih padat penggunaannya, teknologi CDMA tampaknya lebih unggul untuk melayani banyak sambungan secara bersamaan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dan jaringan CDMA itu sendiri. Dengan menggunakan jaringan CDMA, sebuah daerah yang padat penggunaannya akan memiliki kemungkinan koneksi yang lebih tinggi, walaupun bisa jadi terjadi penurunan coverage area dan kualitas suara jika beban jaringan terlalu tinggi. Teknologi GSM pada intinya lebih sesuai untuk daerah yang tidak terlalu padat, namun sangat membutuhkan coverage area yang konstan. Selain itu, area perkotaan sekarang memiliki banyak gedung bertingkat. Karakter geografis seperti ini sangat berpotensi memperlemah sinyal sehingga coverage area semakin kecil.
Pilih GSM atau CDMA
Memang secara umum, peluang pasar bisnis seluler di Indonesia masih menjanjikan walau kondisinya tidak secerah dulu. Bertambahnya jumlah perusahaan seluler serta merta menambah suhu persaingan di bisnis tersebut memanas. Bahkan sudah menjurus ke iklim yang tidak sehat. Perang tarif bukan lagi tabu. Semua operator berlomba menawarkan tarif termurah, baik operator berbasis teknologi GSM maupun CDMA. Apa yang mereka tawarkan, tidak cukup hanya dengan iming-iming nominal harga rendah. Tapi masih juga ditambah berbagai bonus, seperti SMS atau pulsa gratis.
Ada dua teknologi yang digunakan perusahaan operator di Indonesia, yaitu GSM dan CDMA. Masing-masing teknologi tersebut, mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Untuk masalah tarif, jelas CDMA lebih unggul. Namun dalam pengembangan jaringan dan luasnya jangkauan, GSM jauh lebih menjanjikan. Lalu, mana yang harus dipilih?
Pada dasarnya CDMA maupun GSM mempunyai segmen pasar sendiri Oleh sebab itu, operator CDMA maupun GSM tetap bisa berjalan seiring dalam memperebutkan peluang pasar.
Dilihat dari tarif, CDMA jelas lebih kompetitif, Telepon dengan tarif murah sangat pas dengan harapan segmen pasar bawah yang sekarang memang sedang menjadi rebutan dalam bisnis seluler.Dari sisi perangkat pendukungnya yaitu ponsel, juga sudah makin beragam. Sekarang model ponsel CDMA sudah beragam dengan desain yang tidak kalah menarik dibandingkan GSM. di beberapa negara, seperti Korea, China, dan Amerika, ponsel berteknologi CDMA justru lebih populer dan diminati Mobilitas Tinggi Namun, hal itu tidak begitu saja menjadikan CDMA lebih unggul. Karena, dalam masalah jaringan dan kelengkapan fitur, GSM tetap mempunyai keunggulan dalam kondisi sulit seperti sekarang, justru teknologi GSM mempunyai keunggulan dalam kelengkapan fitur pada kenyataannya banyak produk atau fitur teknologi GSM yang bisa dijadikan trigger untuk memacu pasar. Misalnya, layanan blackberry, yang sekarang sedang tren
Ponsel GSM misalnya Telkomsel sekarang sudah tidak lagi sekadar untuk berkomunikasi, tapi untuk segala kebutuhan dan aktivitas, misalnya layanan Mobile-ATM (MATM), bisa untuk transaksi perbankan, Adanya informasi diskon bagi pelanggan di pusat perbelanjaan, restoran, atau bengkel juga bisa dimanfaatkan. Sedangkan untuk luasnya jangkauan, daya jangkau BTS GSM jauh lebih luas dan lebar. Dengan kata lain, untuk menjangkau satu wilayah kecamatan, GSM hanya butuh dua atau tiga BTS, sementara CDMA bisa puluhan. Oleh sebab itu, keduanya mempunyai segmen pasar sendiri. pasar GSM lebih banyak ditujukan untuk segmen yang memiliki mobilitas tinggi. Sementara CDMA lebih ditujukan pada pelanggan perkotaan. Seperti kita ketahui tarif CDMA lebih murah karena teknologinya mirip fixed phone atau telepon rumah. Tapi bukan berarti CDMA akan lebih unggul untuk menggarap peluang pasar. Seiring meningkatnya kebutuhan teknologi, peluang GSM tetap terbuka lebar.